Wednesday, December 26, 2007

ONE LOVE, Care for Others... You and I Can... [photography exhibition]



Saya dan sejumlah fotografer Indonesia saat ini tengah berpameran foto dengan tema:

Care for Others... You and I Can...
photography&fundraising exhibition

22 December 2007 - 2 January 2008
Senayan City. Ground Floor 10
Kurator :
Merwan Yusuf, Oscar Matuloh
pemarkarsa:
UNIFEM (United Nations Development Fund for Women)
merupakan badan PBB yang menangani permasalahan dan pemberdayaan perempuan
Acara tersebut bertujuan menggalang dana untuk melawan kekerasan terhadap perempuan.

sejumlah karya fotografer-fotografer Indonesia diantaranya:
I A.lucky Dj I Ahmad Alberd I Ali Lutfi I Ami Ramdhaeny I Siti Amiah I Antariksa I Arbain Rambey I Bambang Tri Atmojo I Desi Wulandari I Chitra Frahamdiyani I Diah KW I Dono R Sardadi I Edial Rusli I Gembong R I Gito Nirboyo I Layung Buworo I Malahayati I Nico R Haryono I Ratna Juwita I Ray Bachtiar I Ricky Adrian I Riza Marlon I Rony Bagus K I Sihol Sitanggang I Ng Swan TI I Wawan H Prabowo I Sumaryanto Bronto I Yuniadhi Agung I Muradi I

WARIA, Stereotipe negatif ?

Waria, banci, bencong, homoseksual, entah apalagi sebutan mereka, banyak wacana homoseksual dilontarkan di dalam masyarakat, yang kemudian sering terungkap adalah sudut pandang dari masyarakat yang mengatakan bahwa homoseksual itu haram, bertentangan dengan agama, penyakit kejiwaan dan penyimpangan seksual.Pada kenyataannya kaum homoseksual sama dengan kaum heteroseksual, mereka berperilaku sama dengan kaum heteroseksual lainya, yang membedakan hanya orientasi seksual mereka. Stigma ini muncul karena di Indonesia homoseksual dianggap sebagai Stereotipe negatif, masyarakat kelas dua. Bagi mereka homoseksual merupakan sebuah pilihan,
saya bukan seorang homoseksual tetapi saya peduli dan sadar atas kehadiaran mereka ditengah-tengah saya, dan saya bersikap menerima mereka apa adanya tanpa melakukan tindakan diskriminasi
foto-foto waria ini saya diambil 3 tahun lalu disebuah perkampungan yogyakarta, bersama NGO yang mendampingi mereka. disana terbentuk komunitas waria-waria yang berbaur bersama warga masyarakat sekitarnya, kebanyakan dari mereka bekerja sebagai seks komersil, melalui pendampingan NGO mereka diharapkan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak, sampai saat ini project NGO tersebut masih terus berlangsung

Tuesday, December 25, 2007

PENARI LATAR Orang kedua dipanggung hiburan

Wanita-wanita cantik semampai dan pria-pria gemulai berlenggak-lenggok diatas sebuah pangung hiburan mengiring seorang penyanyi. Bangkitnya Industri hiburan Indonesia yang ditandai kemunculan banyaknya stasiun televisi dan menjamurnya tempat-tempat hiburan, melahirkan pelaku-pelaku bisnis hiburan, salah satunya kehadiran mereka, group penari latar.
Paras ayu dan rupawan bukan semata-mata modal menjadi seorang penari latar, mereka dituntut memiliki skill dan teknik menari serta latihan terus-menerus untuk menghasilkan gerakan tari, Gerakan-gerakan tari yang dilakukan para penari latar umumnya dikategorikan tari modern. yang mementingkan penghayatan bentuk-bentuk, improvisasi dan komposisi, dengan penambahan unsur-unsur gerakan tari tradisional yang menciptakan gerakan modern dinamis.
Dibalik kerja keras mereka dalam menciptakan gerakan-gerakan tari, kehadirannya pada sebuah panggung hiburan sebatas pelengkap acara, letaknya sebatas dibelakang dan dipinggir untuk mengiringi seorang penyanyi, dengan kata lain Mereka menjadi orang kedua dipangung hiburan, meskipun demikian, kehadiran penari latar mempermanis penampilan sang penyanyi dan semakin memperindah tampilan panggung.