Saturday, December 18, 2010

kembalinya sang Dewaruci


Selain dikenal sebagai kapal kebanggaan Nusantara, nama Dewa Ruci juga tidak asing bagi para pecinta Wayang Kulit. Nama kapal layar jenis Baroqqentine bertiang tiga yang dibuat pada tahun 1952 oleh H.C. Stulchen & John Ship Yard ini memang berasal dari lakon Bima Suci yang mengisahkan perjalanan spiritual Bima dalam mencari air kehidupan (Tirta Merta). Alkisah, Ksatria Pandawa ini pantang menyerah dalam menaklukan berbagai rintangan untuk bertemu dengan Dewa Suksma Ruci atau biasa dikenal sebagai Dewa Ruci yang merupakan dewa kejujuran dan keberanian. Sesuai dengan cerita di atas, penamaan kapal latih TNI AL dengan nama Dewa Ruci diharapkan dapat mewariskan sifat-sifat Bima, sang Resi pemilik Kuku Pancakenaka tersebut terhadap para kadet dan awak kapal.

Jika Bima demi Negeri Astina menjelajah ke dasar Samudera untuk menjumpai Dewa Ruci, maka 88 Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III angkatan 57 berlayar ke 29 kota dan 21 negara dalam operasi bertajuk Kartika Jala Krida. Bersama KRI Dewaruci, mereka menjelajahi benua Asia, Afrika, dan Eropa. Dalam perjalanan mengarungi lautan ini, selain menjalankan latihan dan praktek berlayar, para kadet dan ABK juga bertugas menjadi duta budaya dan wisata serta duta diplomasi internasional. Jadi jangan heran, pelajaran di kapal bukan hanya semata soal tali temali atau navigasi melainkan juga berlatih berbagai tarian tradisional Indonesia, seperti tarian Rampak Gendang dari Jabar, tarian Saman dari Aceh, tarian Kecak dari Bali, tarian Badinding dari Sumatera, Reog Ponorogo dari Jatim, musik band, hingga pencak silat. Berbagai kesenian itu mereka tampilkan saat berkunjung ke beberapa negara.

Pada 23 November 2010, Perjalanan para bakal Bima Indonesia selama 258 hari dengan jarak tempuh 27.537 mil untuk menumbuhkan sifat pantang menyerah -kali ini untuk para kadet dan awak kapal- pun berakhir. Dengan mengenakan pakaian-pakaian tradisional dari berbagai negara yang mereka kunjungi, para pahlawan ini tiba di Surabaya. Sebagian kadet lain juga mengenakan pakaian tradisional Indonesia. Tampak pula piala dan sejumlah penghargaan ditata rapi di geladak KRI Dewa Ruci. Dalam pelayarannya, Kapal yang memiliki panjang 58,30 meter, lebar 9,5 meter, draft 4,5 meter, serta berbobot mati 847 ton, memang mengikuti sejumlah kejuaraan Internasional dan berhasil memenangi 23 penghargaan, diantaranya peserta pelayaran terjauh pada The Historical Sea Tall Ships Regatta 2010, penampilan terbaik kirab kota di Volos dan Lavrion, kapal paling spektakuler memasuki pelabuhan di Antwerp, hingga kapal layar tinggi terpopuler di Sail Amsterdam 2010

Disambut langsung oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto, tiupan peluit panjang dan tabuhan genderang musik korsik pun berirama di angkasa, mengiringi Kapal Perang Latih TNI AL KRI Dewa Ruci bersandar di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya. Bersamaan dengan itu tiang tinggi Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci menyembul di ujung barat selat Madura. Ya Dewaruci telah pulang. Wajah-wajah haru dan tatapan mata rindu dari keluarga para awak kapal menyambut wajah-wajah para bakal bima laut Indonesia. see more photos